Cerita dimulai dengan seorang tukang kayu yang mendapatkan
bahwa sepotong kayu yang akan dijadikannya kaki meja ternyata bisa berbicara.
Tidak hanya itu, kayu itu juga bisa bergerak sendiri memukul tukang kayu dan
Geppetto yang saat itu datang ke rumahnya, memicu perkelahian antara mereka.
Kayu itu kemudian diberikan pada Geppetto untuk dijadikan boneka. Boneka yang
kemudian diberi nama Pinokio itu sudah kurang ajar sejak awal: melotot,
menertawakan, menjulurkan lidah, mengambil wig, menendang, melarikan diri,
bahkan mengakibatkan Geppetto masuk penjara. Hidungnya sudah panjang (dan tidak
bisa dipendekkan dengan memotongnya) sejak dibuat. Pinokio juga sangat malas.
Janji-janji yang dibuatnya berkali-kali dilanggar.
Walau Pinokio sebegitu menyebalkan, Geppetto tetap sabar dan
baik padanya (aku tambah sebal). Mulai dari memberikan sarapannya untuk
Pinokio, memasangkan kaki baru (kaki lama Pinokio terbakar waktu tidur dengan
kaki terjulur ke perapian), menjual jaketnya satu-satunya untuk membelikan buku
ejaan, dan macam-macam lagi. Pinokio malah membalasnya dengan menjual buku
ejaannya demi menonton pertunjukan boneka.
Karena kebodohannya, Pinokio juga jatuh berulang kali ke tangan si jahat Rubah dan Kucing, yang menipu, mengambil uang, dan menggantung Pinokio di pohon. Ia juga diselamatkan berulang kali oleh Peri berambut biru (mulai dari wujud boneka kecil sampai wanita dewasa). Pendeknya, kekurangajaran, kenaifan, dan kemalasan Pinokio seakan tidak ada habisnya. Tapi pada akhirnya, sesudah mengalami banyak kesengsaraan, Pinokio yang pada dasarnya tidak jahat dan sebenarnya sangat menyayangi Geppetto, akhirnya memperoleh apa yang diinginkannya. Usaha kerasnya untuk menolong Geppetto dari perut ikan paus dan menyembuhkan Geppetto telah menjadikan dirinya pantas menjadi manusia yang sebenarnya, flesh and blood.
Sebegitu panjang, berbelit dan sarat realita brutal semua hal yang harus dialami Pinokio untuk menjadi manusia seutuhnya (caila...), tidak heran oleh media film untuk anak-anak dibuat lebih sederhana dan kurang sengsara dibanding aslinya. Bahkan, di edisi asli Pinokio (yang serial di majalah), cerita berakhir dengan Pinokio mati digantung. Tokoh Peri Biru baru dimunculkan ketika kisah Pinokio dibuat menjadi buku, dimana Peri Biru ini menyelamatkan Pinokio.
Karena kebodohannya, Pinokio juga jatuh berulang kali ke tangan si jahat Rubah dan Kucing, yang menipu, mengambil uang, dan menggantung Pinokio di pohon. Ia juga diselamatkan berulang kali oleh Peri berambut biru (mulai dari wujud boneka kecil sampai wanita dewasa). Pendeknya, kekurangajaran, kenaifan, dan kemalasan Pinokio seakan tidak ada habisnya. Tapi pada akhirnya, sesudah mengalami banyak kesengsaraan, Pinokio yang pada dasarnya tidak jahat dan sebenarnya sangat menyayangi Geppetto, akhirnya memperoleh apa yang diinginkannya. Usaha kerasnya untuk menolong Geppetto dari perut ikan paus dan menyembuhkan Geppetto telah menjadikan dirinya pantas menjadi manusia yang sebenarnya, flesh and blood.
Sebegitu panjang, berbelit dan sarat realita brutal semua hal yang harus dialami Pinokio untuk menjadi manusia seutuhnya (caila...), tidak heran oleh media film untuk anak-anak dibuat lebih sederhana dan kurang sengsara dibanding aslinya. Bahkan, di edisi asli Pinokio (yang serial di majalah), cerita berakhir dengan Pinokio mati digantung. Tokoh Peri Biru baru dimunculkan ketika kisah Pinokio dibuat menjadi buku, dimana Peri Biru ini menyelamatkan Pinokio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar