Rencana Usaha yang baik harus didasari latar blakang
yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan semua pihak serta faktor-2 lain yang
terlibat dalam menjalankan usaha. Kesalahan menilai atau berlebihan dalam
menilai kemampuan pelaksana usaha dan faktor-2 lainnya akan mengakibatkan
Rencana usaha yang baik tidak mendapat dukungan atau sulit dilaksanakan.
Akibatnya rencana yang baik itu hanya jadi bahan bacaan saja. Maka sebelum
membuat rencana usaha yang baik lakukan dahulu hal-hal sebagai berikut :
1. Indentifikasi peluang usaha.
Ide usaha banyak berterbaran disekeliling kita. Jangan
latah dalam memilih peluang usaha. Tapi lakukanlah reset pasar khususnya
kondisi disekitar lokasi usaha Anda, itu kalau usaha Anda bersifat lokal.
Pada umumnya suatu produk berpotensi untuk laku dijual
dan menguntungkan apabila penawaran untuk produk tersebut masih lebih kecil
dari permintaan. Peluang usaha timbul ketika permintaan pasar lebih besar dari
penawaran.
Sebaiknya peluang usaha yang demikianlah yang menjadi
pilihan Anda. Pilihlah beberapa peluang usaha tersebut untuk dibanding
bandingkan dengan faktor faktor lainnya.
2. Pilihlah Peluang Usaha yang
sesuai dengan kepribadian Anda.
Dalam penentuan peluang usaha tentu kriteria utamanya
adalah apakah usaha itu mampu memberi keuntungan yang memadai, namun dari segi
kepribadian Anda apakah jenis usaha tersebut bisa diterima.
Misal peluang usaha minuman keras atau usaha itu
menuntut Anda untuk mobil (selalu tidak ditempat). Dari segala aspek usaha-2
tersebut sebetulnya dapat menjanjikan keuntungan yang besar, namun secara
kepribadian Anda tidak merasa cocok dengan usaha-2 tsb.
Tentunya solusi terhadap pilihan usaha tersebut adalah
menolak peluang tersebut, atau solusi lainnya adalah memberikan peluang usaha
tsb. untuk dijalankan atau diwakili oleh pihak lain, yang tentunya juga
berakibat adanya perbedaan pola management dan kepemilikan dalam membuat
rencana usaha Anda. Pilihlah ide usaha selain keuntungan juga kesenangan, hobi,
waktu, tenaga, dan tentunya dorongan hati nurani yang dibutuhkan dalam
mengelola usaha tersebut.
3. Ketersedian bahan baku,
barang atau jasa.
Faktor ketersedian bahan baku (barang atau jasa)
adalah merupakan faktor handalan, artinya tampa bahan baku tentunya usaha tidak
akan jalan atau tidak dapat berproduksi.
Mungkin saja bagi pemain lama ketersedian bahan baku
mudah tersedia, namun buat pemain baru tidak mudah untuk mendapatkannya,
mungkin keterbatasan persedian dipasar, kesulitan transportasi, volume
pembelian yang harus besar dll. Anda bisa saja mendapatkan tapi dengan harga
khusus (lebih mahal).
Contoh lain ternyata bahan baku atau barang tersebut
hanya musiman sehingga tidak setiap saat mendapatkannya. Sehingga hal tersebut
mempengaruhi sistim stok untuk pengadaan bahan baku atau barang dan tentunya
hal ini menambah biaya tempat penyimpanan. Contoh lain sejauh mana pengenaan
pajak atas bahan baku, barang atau jasa yang dimaksud. Jangan sampai hal ini
baru diketahui setelah usaha beroperasi, karena hal ini berakibat tersendat-sendatnya
produksi dan biaya produksi meningkat, harga jual jadi tidak konpetitip lagi.
4. Kemampuan mencari dan
mendapatkan konsumen.
Faktor lain yg tidak kalah pentingnya adalah konsumen.
Pada prinsipnya jika ingin membuat usaha apa saja bisa, selain banyak untuk
dipilih juga penawaran usahapun banyak. Begitu juga target pasar atau
konsumenpun melimpah.
Pertanyaannya mau ngga konsumen membeli atau memakai
produk anda atau Anda mampu ngga mencari dan meyakinkan agar konsumen mau
membeli atau memakai produk atau jasa Anda. Untuk itu harus dilakukan tes dan
survey terlebih dahulu.
Contoh yang gampang adalah usaha makanan. Buatlah
contoh makanan dan tawarkan kepada orang2 terdekat dan seterusnya diluar orang
yang Anda kenal, survey dan pelajari bagaimana tanggapan mereka tentang produk
Anda. Jika tanggapan kurang, perbaiki rasa dan kwalitas sesuai saran temen atau
konsumen Anda.
Jika sudah yakin carilah pasar lebih luas namun jangan
produksi dulu terlalu banyak. Tetap tanggapi keluhan dan saran konsumen Anda.
Buat langkah2 untuk bisa meningkatkan produksi dan memperluas konsumen. Ingat
jangan sampai produk Anda diobralpun tidak dilirik konsumen.
5. Mengindetifikasi kemampuan
skill dan kesiapan mental.
Kemampuan Anda dan orang2 yang terlibat dalam menjalankan
usaha (SDM) harus diukur atau dinilai. Jangan salah atau berlebihan dalam
menilai kemampuan dan kesiapan mental mereka.
Apabila itu yang terjadi, maka sebaik-baiknya rencana
usaha yang dibuat tetap saja tidak akan berjalan sesuai rencana, malah rencana
tersebut menjadi suatu rencana kegagalan.
Hal ini pernah saya alami, rencana usaha dan proposal
kelayakan usaha kami buat sebaik mungkin, setelah dipresentasikan terkumpulah
modal ratusan juta. Namun apa yang terjadi berikutnya adalah kegagalan yang
terjadi.
Faktor faktornya adalah mental dan kemampuan pengelola
belum siap sehingga tidak menjalankan fungsinya masing2. Produksi usaha sudah
besar besaran padahal target pasar atau konsumen belum ada satupun yang
mentanda tangani kontrak pembelian. Yang namanya biaya bertambah terus dan
akhirnya tidak ada uang kas sama sekali. Ujung ujungnya hampir semua program
usaha tidak sepenuhnya berjalan.
Pemilik modal tidak percaya lagi terhadap pengelola
usaha untuk menambah modal dan akhirnya usaha itu bangkrut dengan sendirinya.
Jika kemampuan dan mental SDM belum siap, buatlah program pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan dan merubah mental. Peluang Usaha bagus namun tidak
ditunjang SDM yang memadai tetap akan terjadi kegagalan.
6. Faktor external yang teribat.
Kalau pengelola adalah faktor internal, maka diluar
itu ada orang atau lembaga atau perusahaan yang akan terlibat dengan usaha
Anda.
Inventaris pihak-pihak yang akan terlibat langsungbdan
tidak langsung dalam Anda memulai dan menjalankankanusaha. Hubungi mereka cari
tahu apa yang mereka butuhkan dari Anda dan apa yang Anda butuhkan dari mereka,
kalau perlu lakukan negosiasi untuk kemudahan dan penekanan biaya demi
efisiensi usaha Anda.
Faktor external misalnya lembaga hukum atau notaris,
pajak, izin usaha, pemilik lokasi usaha, pihak bank, pemilik modal, penambahan
daya listrik (PLN), pihak keamanan, pengerah tenaga kerja, lembaga pelatihan.
Cari lebih tahu lagi pihak2 external tersebut.
Semakin kenal baik dengan mereka semakin mudah dan
jelas Anda berhubungan dan bernegosiasi. Yang terpenting adalah kemudahan dan
penentuan biaya-biaya agar bisa sesuai dengan isi rencana dan program kerja
usaha. Jangan sampai terjadi biaya tak terduga melampaui beratus-ratus persen
dari anggaran.
7. Hitung kemampuan modal dan
buat solusinya jika kurang.
Hitung besarnya modal dan biaya-biaya, pengeluaran
yang dibutuhkan untuk memulai , mengoperasikan, memproduksi dan lainnya.
Kekurangan cermatan perhiungngan ini akan tersendat
sendatnya jalan usaha Anda. Ketiadaan atau kekurangan modal sering dijadikan
kambing hitam untuk tidak segera memulai usaha.
Harus diakui bahwa meskipun modal bukan satu-satunya
faktor dominan dalam merintis usaha, ketiadaan modal memang bisa menjadi
kendala. Agar ketiadaan atau kekurangan modal ini tidak berakibat fatal bagi
(rencana) usaha Anda, sebaiknya pelajari sumber sumber pemodalan yang ada untuk
bisa memperoleh modal usaha.
Lakukan indentifikasi sumber modal dengan cermat,
kalau perlu lakukan negosiasi dengan baik, karena ini menyangkut biaya biaya
dan kelengkapan dokumen yang harus Anda siapkan.
Beberapa contoh sumber dana seperti teman atau
saudara, Ventura Capital, Pinjaman Bank atau bisa bergabung dengan usaha lain.
8. Dokumentasi dan membuat
proposal usaha.
Hasil-hasil indentifikasi diatas harus
didokumentasikan dengan baik, buat solusi atau rencaa program kerja jika
ditemukan hal-hal yang harus diperbaiki atau dilaksanakan, rangkum semua data-
data tersebut kedalam sebuah PROPOSAL USAHA. Maka jadilah suatu Rencana Usaha
yang baik yaitu rencana yang benar-benar berdasarkan hasil identifikasi, hasil
survey, hasil negosiasi, hasil wawancara yang berdasarkan visi misi dan tujuan
usaha. Buat hasil perencanaan yang matang dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar