Kamis, 03 Januari 2013

Keseimbangan Perekonomian Terbuka


Keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi empat sektor atau perekonomian terbuka yaitu perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor dan impor. Oleh karena itu ini telah sepenuhnya menggambarkan penentuan kegiatan yang sebenarnya berlaku dalam perekonomian, maka analisis mengenai penentuan keseimbangan tersebut boleh juga dinamakan sebagai keseimbangan makroekonomi.
            Dua pendekatan akan digunakan untuk menerangkan bagaimana perekonomian empat sektor : rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri, akan mencapai keseimbangan makroekonomi. Pendekatan yang pertama – yang diterangkan dalam bab ini, merupakan analisis yang melengkapi analisis dalam kedua bab sebelum ini. Analisis dalam bab ini memperhatikan bagaimana pengeluaran agregat ( AE ) dalam ekonomi empat sektor akan menentukan pendapatan nasional pada keseimbangan.
            Analisis yang pertama tersebut dapat lebih disempurnakan dengan menganalisis keseimbangan makroekonomi yang memperhatikan pula efek perubahan harga – harga keatas keseimbangan tersebut. Memperhatikan efek perubahan harga ke atas keseimbangan ekonomi dinamakan analisis permintaan agregat – penawaran agregat atau lebih popular dikenal sebagai analisis AD – AS. Analisis keseimbangan pendapatan nasional yang dilakukan dinamakan analisis Keynesian sederhana atau analisis “ Simple Keynesian “.

Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
            Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara – negara lain di dunia ini. Dalam perekonomian terbuka sektor – sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu : rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Melakukan perdagangan internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak berabad – abad yang lalu, ketika berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang, perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Pada ketika ini kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Walau bagaimanapun, secara relatif, kepentingannya berbeda dari satu negara ke negara lain.
                               

Sirkulasi Aliran Pendapatan
Pada gambar diatas dapat dijelaskan aliran pendapatan tersebut meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan – yaitu seperti yang ditunjukkan oleh Aliran 1. Aliran pendapatan ini telah dikurangi pajak keuntungan perusahaan yang ditunjukkan oleh Aliran 2, tetapi belum dikurangi oleh pajak pendapatan perseorangan atau individu.
Rumah tangga, yang menawarkan faktor – faktor produksi kepada perusahaan untuk memperoleh berbagai pendapatan diatas, akan menggunakan dan membelanjakan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang berikut.
Membayar pajak pendapatan individu kepada pemerintah dan pengeluaran ini ditunjukkan oleh Aliran 3. Seperti telah diterangkan pendapatan yang diterima setelah pajak dinamakan pendapatan disposebel.
Pendapatan disposebel yang diterima rumah tangga terutama akan digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negeri. Pengeluaran ini akan digolongkan sebagai pengeluaran konsumsi keatas barang – barang dalam negeri – atau secara ringkas : Cdn. Pengeluaran ini digambarkan oleh Aliran 4.
Mengimporkan barang – barang yang diproduksikan di negara – negara lain. Pengeluaran ini ditunjukkan oleh Aliran 5.
Menabung sisa pendapatan yang tidak digunakan ke dalam institusi atau bank perdagangan, bank tabungan dan institusi penabungan lainnya. Penyimpanan atau penabungan ini ditunjukkan oleh Aliran 6 dan Aliran 7.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan dua dari pengeluaran Aliran yaitu : Investasi perusahaan ( Aliran 8 ) dan pengeluaran Pemerintah ( Aliran 9 ). Dalam perekonomian terbuka pengeluaran keatas barang dalam negeri akan bertambah sebagai akibat dari ekspor, yaitu pengeluaran oleh negara – negara lain. Pengeluaran ini digambarkan oleh Aliran 10.
Berdasarkan kepada aliran – aliran pengeluaran keatas produksi sektor perusahaan dan keatas barang impor, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 6.1, dapatlah disimpulkan bahwa dalam ekonomi terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran berikut :
Ø  Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang – barang yang dihasilkan di dalam negeri ( Cdn ).
Ø  Investasi perusahaan ( I ) untuk menambahkan kapasitas sektor perusahaan menghasilkan barang dan jasa.
Ø  Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh di dalam negeri ( G ).
Ø  Ekspor, yaitu pembelian negara lain ke atas barang buatan perusahaan – perusahaan di dalam negeri ( X ).
Ø  Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri ( M ).


       Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam ekonomi terbuka adalah : pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran pemerintah, perngeluaran ke atas barang impor dan pengeluaran orang luar negeri ke atas barang buatan dalam negeri ( ekspor ). Pengeluaran Agregat ( AE ) dapat dinyatakan dengan formula berikut :


AE = Cdn + I + G + X + M
 
 



Apabila aliran – aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga sektor sebagai akibat dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang – barang buatan dalam negeri ke negara – negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan meningkatkan dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek yang sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar atau bocoran ini pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai. Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional tergantung kepada ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi impor. Apabila ekspor neto adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

Penentu Ekspor dan Impor
Untuk dapat menggambarkan dan menentukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka, perlulah terlebih dahulu dimengerti ciri – ciri dari ekspor dan impor. Untuk mengetahui ciri – ciri tersebut perlulah dilihat faktor – faktor penting yang akan mempengaruhi ekspor dan impor suatu negara. Kedua hal tersebut diterangkan dalam uraian berikut.

Faktor – faktor yang menentukan Ekspor
Sejauh manakah sesuatu negara akan mengekspor barang – barang yang diproduksikannya?. Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor  disuatu negara selalu berbeda dengan negara lain. Disebagian negara ekspor sangat penting, yaitu meliputi bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi disebagian negara lain peranannya relatif kecil.
Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri.
Walau bagaimanapun faktor di atas bukanlah faktor yang terpenting yang menentukan ekspor suatu negara. Faktor yang lebih penting lagi adalah kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang – barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Cita rasa masyarakat di luar negeri terhadap barang yang dapat diekspor ke luar negara sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor suatu negara.  Secara umum boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang mempunyai  keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan oleh sesuatu negara, semakin banyak ekspor yang dapat dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor suatu negara. Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan yang sebaiknya tidak berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri.
Ciri yang baru diterangkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran otonomi – yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran yang besarnya tidak tergantung kepada pendapatan nasional.

Faktor – faktor yang menentukan Impor
Dalam gambar sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka diatas ditunjukkan bahwa hanya rumah tangga yang membeli barang – barang dari luar negara. Dalam praktiknya tidaklah demikian, barang buatan luar negeri juga diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahaan dan pemerintah. Perusahaan mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan hal yang sama, yaitu pemerintah menggunakan barang  konsumsi dan barang modal yang di impor. Walau bagaimanapun dalam analisis makroekonomi diasumsikan bahwa impor terutama dilakukan oleh rumah tangga. Maka fungsi impor sangat berhubungan dengan pendapatan nasional. Yang dimaksudkan dengan fungsi impor adalah kurva yang menggambarkan hubungan di antara nilai impor yang dilakukan dengan tingkat pendapatan masyarakat dan pendapatan nasional yang dicapai. Seperti telah dinyatakan impor adalah pengeluaran terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin tinggi pula impor.

Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Sebelum keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka diterangkan, terlebih dahulu akan ditunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka. Bagian ini juga akan menerangkan dua hal berikut : ( i ) efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan, dan ( ii ) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut.


Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan dimana ( i ) penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat, dan ( ii ) suntikan sama dengan bocoran. Uraian berikut akan menerangkan bagaimana keadaan tersebut tercapai dalam perekonomian terbuka.
Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka
Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan didalam negeri terdiri dari dua golongan barang : ( i ) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional ( Y ), dan ( ii ) yang di impor dari luar negeri. Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional ( Y ) dan impor ( M ) dalam formula :


AS = Y + M
 
 


Uraian sebelum ini mengenai sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa agregat ( AE ) meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri ( Cdn ), Investasi swasta ( I ), pengeluaran pemerintah ( G ), ekspor ( X ) dan pengeluaran ke atas impor ( M ) dalam formula :


AE = Cdn + I + G + X + M
 
 

Dalam gambar tersebut juga ditunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran barang dalam negeri dan pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut :


C = Cdn + M
 
 


Berdasarkan persamaan diatas, persamaan AE boleh disederhanakan menjadi :


AE = C + I + G + X
 
 


Dimana nilai C meliputi pengeluaran ke atas produksi dalam negeri dan barang yang di impor.
Dalam setiap perekonomian ( apakah ia terdiri dari dua sektor, tiga sektor atau empat sektor ) keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila penawaran agregat ( AS ) sama dengan pengeluaran agregat ( AE ). Dengan demikian, dalam perekonomian terbuka keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila :


Y + M = C + I + G + X
 
 


Atau :
Y = C + I + G + ( X – M )
 
                                                                                                                        

Suntikan dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka
Dalam pendekatan suntikan – bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :


AE = C + I + G + X
 
 

Uraian berikut menerangkan mengapa kesamaan perlu dicapai untuk menentukan keseimbangan  pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka.
Perhatikan kembali gambar sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka, Aliran 1 pada dasarnya menggambarkan pendapatan nasional ( Y ) yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan ( Aliran 2 ), seterusnya pendapatan nasional akan mengalir ke  sektor rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu ( Aliran 3 ). Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan disposebel ( Yd ). Maka dalam formula :


Yd = Y – Pajak Perusahaan – Pajak Individu
 
 


  atau :
Yd = Y - T
 
 


Seterusnya pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan – tujuan berikut :
C = Cdn + M
 
( i ) untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor. Dalam persamaan

  ( ii ) untuk ditabung, yaitu sebanyak S.



Y – T = C + S
 
Berdasarkan kepada ( i ) dan ( ii ) maka Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut :


Y = C + S + T
 
atau :

dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan barang impor.
Uraian mengenai keseimbangan mengikut pendekatan penawaran agregat – pengeluaran agregat menunjukkan bahwa keseimbangan dicapai apabila :


Y = C + I + G + ( X – M )
 
 
                                                                                                                        
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan berikut :


C + I + G + ( X – M ) = C + S + T
 
 


I + G + X = S + T + M
 
atau :


Keseimbangan dalam Perekonomian Terbuka
Apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sektor, keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan : Y = C + I + G. Dengan demikian pendapatan nasional adalah Y3. Apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran agregat. Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah sebanyak ekspor neto, yaitu sebanyak ( X – M ). Nilai ekspor neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian tertutup ( AE = C + I + G ) dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekonomi empat sektor, yaitu AE = C + I + G + ( X – M ).

Sebagai akibat dari perubahan ini keseimbangan pendapatan nasional pindah dari E0 menjadi E1, dan menyebabkan pendapatan nasional meningkat dari Y3 ( pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup ) menjadi Y4 ( pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka ).
Dalam perekonomian terbuka pendapatan nasional adalah sama dengan pengeluaran – pengeluaran berikut : pengeluaran rumah tangga terhadap produksi dalam negeri, tabungan rumah tangga, pajak perusahaan dan individu yang dibayar dan pengeluaran ke atas barang impor. Dalam persamaan :


Y = Cdn + S + T + M
 
 


Oleh karena kesamaan di atas maka apabila Y = Cdn dengan sendirinya S + T + M = 0
Perubahan – perubahan Keseimbangan
Perubahan – perubahan rumah tangga, perubahan komponen – komponen suntikan ( I, G, dan X ) dan perubahan komponen – komponen bocoran ( S, T dan M ) akan menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan pendapatan nasional.  Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari penambahan pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sektor nilai multiplier adalah lebih kecil dari ekonomi tiga sektor. Sebabnya adalah karena dalam perekonomian terbuka dimisalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat “ kebocoran “ ( persentasi dari pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan proses multiplier selanjutnya ) menjadi bertambah besar.
Perubahan komponen yang meliputi bocoran ( S, T dan M ) akan menimbulkan akibat yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan tabungan atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier akan menyebabkan pendapatan nasional akan berkurang lebih besar dari kenaikan bocoran.
Keseimbangan Perekonomian Terbuka : Contoh Angka
Untuk lebih memahami mengenai kegiatan perekonomian terbuka, yang merupakan analisis dari kegiatan perekonomian yang sebenarnya, uraian mengenai hal tersebut perlu dilengkapi dengan satu contoh penghitungan.



Pengertian Multiplier
Multiplier didefinisikan sebagai angka yng menunjukkan perbandingan di antara pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan pengeluaran agregat. Multiplier dalam perekonomian terbuka adalah multiplier dalam perekonomian terbuka ( dan dalam ekonomi yang sebenarnya ) sama atau berbeda dengan multiplier dalam ekonomi tertutup.
Persamaan Multiplier Perekonomian Terbuka
Untuk menentukan formula multiplier dari perekonomian terbuka perlu dibuat beberapa pemisalan mengenai fungsi konsumsi, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, ekspor, impor dan pajak.

ORGANISASI USAHA


·         Pengertian
Organisasi usaha adalah suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang yang mempunyai tujuan sama dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

·         Tujuan dan Sasaran Usaha
a. Tujuannya adalah menyatukan pendapat dan langkah kerja dalam bekerja agar efektif dan efisien dalam mencapai sasaran usaha.
b. Sasaran usaha ialah mendapatkan keuntungan/laba baik sendiri maupun bersama-sama.

·         Menetapkan Bentuk Badan Usaha
a. Pengertian Badan Usaha
Adalah suatu bentuk organisasi usaha yang bekerja untuk mendapatkan keuntungan.
b. Bentuk-bentuk Badan Usaha
- Perusahaan Perseorangan adalah bentuk usaha yang masih sederhana dengan modal terbatas serta dilakukan secara sendiri/perseorangan.
- Perseroan Terbatas ialah perseroan yang memperoleh modalnya dengan menjual/mengeluarkan saham (sero) dimana setiap orang dapat memiliki satu atau lebih serta bertanggungjawab sebesar modal yang diserahkan.
- Persekutuan Comanditier (cv) adalah perkumpulan beberapa orang yang mengikatkan diri untuk menyerahkan modal ke dalam perusahaan yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang anggota dengan nama bersama dan mereka adalah merupakan pemiliknya.
- Persekutuan Firma adalah persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang dikelola dan dimiliki secara bersama-sama.
- Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan atas azaz kekeluargaan.        
Modal koperasi berasal dari:
1. Simpanan pokok adalah simpanan yang dibayarkan sekali selama menjadi anggota koperasi dan besarnya sama berdasarkan musyawarah bersama.
2. Simpanan wajib simpanan yang dibayarkan secara kontinyu/setiap bulan yang besarnya adalah sama
3. Simpanan suka rela ialah simpanan para anggota yang jumlahnya tergantung pada anggota .
1)   No Badan Usaha Kebaikan Keburukan
PT Kelangsungan hidup lebih terjamin biaya pendirian lebih mahal
Tanggungjawab terbatas Kurang komunikasi antara pemegang saham
Pengelolaan usaha lebih efisien Organisasi dan manajemennya lebih komplek sehingga operasional mahal
Ketersediaan modal lebih besar
Saham dapat diperjual belikanbiaya pendirian lebih mahal
Kurang komunikasiantara pemegang saham

2)    CV Pendirian mudah Sukar menarik kembali investasinya
Modal yang dikumpulkan lebih banyak Tanggungjawab tak terbatas kelangsungan hidup perusahaan
Manajemen perusahaan dapat diferifikasi Harus membayar bunga modal ke sekutu
Kesempatan berkembang lebih besar
Kemampuan memperoleh kredit lebih besar

3)   firma Prosedur pendirian mudah Hutang perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi
Sadar terhadap pembagian kerja Akibat tindakan seseorang anggota firma akan menyerahkan terlibatnya anggota lain
Kebutuhan modal mudah dipenuhi Kemungkinan timbul perselisihan antara pendiri
Resiko kerugian dibagi beberapa anggota Kesatuan pendapat sulit dicapai
Koperasi dapat dibedakan menjadi:
1. koperasi produksi ialah koperasi yang menampung hasil produksi para anggotanya, dengan catatan akan menjual dan memberikan keuntungan pada produsen (para anggota koperasi.

2. koperasi konsumsi ialah koperasi yang menyediakan keperluan sehari-hari bagi para anggota, dimana anggota dapat membeli barang-barang di keperasi.

3. koperasi kredit ialah koperasi yang memberikan pinjaman kepada para anggotanya dimana dana yang dipinjamkan dapat berasal dari simpanan anggota.
JOB DISCRIPTION (URAIAN TUGAS)
Ialah suatu aturan yang dibuat dan bertujuan untuk memperjelas dan memperlancar dalam melaksanakan kegiatan/aktivitas kerja, agar tidak terjadi benturan, kesimpangsiuran dan ketidakaturan kerja.

Contoh job description:

1. Tugas Manager Produksi:
a. Membuat rencana produk yang akan dibuat
b. Membagi tugas menurut pekerjaan masing-masing
c. Mengawasi pekerjaan para pekerja di bawahnya
d. Mengumpulkan hasil pekerjaan
e. Memisahkan hasil pekerjaan yang dipakai dan yang tidak dipakai
f. Mengepak/mengemas barang yang siap dipasarkan

2. Tugas manager pemasaran:
a. Melihat tempat yang sesuai dengan selera pasar
b. Menginventarisasi tempat yang sesuai dengan selera pasar
c. Menetapkan salesman yang tepat untuk pemasaran
d. Menetapkan harga produk yang tepat
e. Menetapkan cara/metode pemasaran yang tepat
f. Memperluas jangkauan promosi serta memenangkan persaingan.

3. Tugas manager keuangan:
a. Membagi tugas kepada bawahannya
b. Menertibkan administrasi keuangan
c. Mengatur keluar masuknya keuangan
d. Memberikan uang keluar menurut skala prioritas
e. Bersama dengan direktur menetapkan gaji
f. Setiap kegiatan keuangan harus selalu berorientasi laba
g. Menggaji karyawan/pimpinan setiap awal bulan

4. Tugas direktur perusahaan:
a. Bertanggungjawab terhadap segala sesuatu baik tentang keberhasilan maupun resiko perusahaan
b. Berupaya agar perusahaan terus berkembang maju dan selalu menang dalam persaingan.

Latar Belakang Pendukung Rencana Usaha


Rencana Usaha yang baik harus didasari latar blakang yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan semua pihak serta faktor-2 lain yang terlibat dalam menjalankan usaha. Kesalahan menilai atau berlebihan dalam menilai kemampuan pelaksana usaha dan faktor-2 lainnya akan mengakibatkan Rencana usaha yang baik tidak mendapat dukungan atau sulit dilaksanakan. Akibatnya rencana yang baik itu hanya jadi bahan bacaan saja. Maka sebelum membuat rencana usaha yang baik lakukan dahulu hal-hal sebagai berikut :
1. Indentifikasi peluang usaha.
Ide usaha banyak berterbaran disekeliling kita. Jangan latah dalam memilih peluang usaha. Tapi lakukanlah reset pasar khususnya kondisi disekitar lokasi usaha Anda, itu kalau usaha Anda bersifat lokal.
Pada umumnya suatu produk berpotensi untuk laku dijual dan menguntungkan apabila penawaran untuk produk tersebut masih lebih kecil dari permintaan. Peluang usaha timbul ketika permintaan pasar lebih besar dari penawaran.
Sebaiknya peluang usaha yang demikianlah yang menjadi pilihan Anda. Pilihlah beberapa peluang usaha tersebut untuk dibanding bandingkan dengan faktor faktor lainnya.
2. Pilihlah Peluang Usaha yang sesuai dengan kepribadian Anda.
Dalam penentuan peluang usaha tentu kriteria utamanya adalah apakah usaha itu mampu memberi keuntungan yang memadai, namun dari segi kepribadian Anda apakah jenis usaha tersebut bisa diterima.
Misal peluang usaha minuman keras atau usaha itu menuntut Anda untuk mobil (selalu tidak ditempat). Dari segala aspek usaha-2 tersebut sebetulnya dapat menjanjikan keuntungan yang besar, namun secara kepribadian Anda tidak merasa cocok dengan usaha-2 tsb.
Tentunya solusi terhadap pilihan usaha tersebut adalah menolak peluang tersebut, atau solusi lainnya adalah memberikan peluang usaha tsb. untuk dijalankan atau diwakili oleh pihak lain, yang tentunya juga berakibat adanya perbedaan pola management dan kepemilikan dalam membuat rencana usaha Anda. Pilihlah ide usaha selain keuntungan juga kesenangan, hobi, waktu, tenaga, dan tentunya dorongan hati nurani yang dibutuhkan dalam mengelola usaha tersebut.


3. Ketersedian bahan baku, barang atau jasa.
Faktor ketersedian bahan baku (barang atau jasa) adalah merupakan faktor handalan, artinya tampa bahan baku tentunya usaha tidak akan jalan atau tidak dapat berproduksi.
Mungkin saja bagi pemain lama ketersedian bahan baku mudah tersedia, namun buat pemain baru tidak mudah untuk mendapatkannya, mungkin keterbatasan persedian dipasar, kesulitan transportasi, volume pembelian yang harus besar dll. Anda bisa saja mendapatkan tapi dengan harga khusus (lebih mahal).
Contoh lain ternyata bahan baku atau barang tersebut hanya musiman sehingga tidak setiap saat mendapatkannya. Sehingga hal tersebut mempengaruhi sistim stok untuk pengadaan bahan baku atau barang dan tentunya hal ini menambah biaya tempat penyimpanan. Contoh lain sejauh mana pengenaan pajak atas bahan baku, barang atau jasa yang dimaksud. Jangan sampai hal ini baru diketahui setelah usaha beroperasi, karena hal ini berakibat tersendat-sendatnya produksi dan biaya produksi meningkat, harga jual jadi tidak konpetitip lagi.
4. Kemampuan mencari dan mendapatkan konsumen.
Faktor lain yg tidak kalah pentingnya adalah konsumen. Pada prinsipnya jika ingin membuat usaha apa saja bisa, selain banyak untuk dipilih juga penawaran usahapun banyak. Begitu juga target pasar atau konsumenpun melimpah.
Pertanyaannya mau ngga konsumen membeli atau memakai produk anda atau Anda mampu ngga mencari dan meyakinkan agar konsumen mau membeli atau memakai produk atau jasa Anda. Untuk itu harus dilakukan tes dan survey terlebih dahulu.
Contoh yang gampang adalah usaha makanan. Buatlah contoh makanan dan tawarkan kepada orang2 terdekat dan seterusnya diluar orang yang Anda kenal, survey dan pelajari bagaimana tanggapan mereka tentang produk Anda. Jika tanggapan kurang, perbaiki rasa dan kwalitas sesuai saran temen atau konsumen Anda.
Jika sudah yakin carilah pasar lebih luas namun jangan produksi dulu terlalu banyak. Tetap tanggapi keluhan dan saran konsumen Anda. Buat langkah2 untuk bisa meningkatkan produksi dan memperluas konsumen. Ingat jangan sampai produk Anda diobralpun tidak dilirik konsumen.
5. Mengindetifikasi kemampuan skill dan kesiapan mental.
Kemampuan Anda dan orang2 yang terlibat dalam menjalankan usaha (SDM) harus diukur atau dinilai. Jangan salah atau berlebihan dalam menilai kemampuan dan kesiapan mental mereka.
Apabila itu yang terjadi, maka sebaik-baiknya rencana usaha yang dibuat tetap saja tidak akan berjalan sesuai rencana, malah rencana tersebut menjadi suatu rencana kegagalan.
Hal ini pernah saya alami, rencana usaha dan proposal kelayakan usaha kami buat sebaik mungkin, setelah dipresentasikan terkumpulah modal ratusan juta. Namun apa yang terjadi berikutnya adalah kegagalan yang terjadi.
Faktor faktornya adalah mental dan kemampuan pengelola belum siap sehingga tidak menjalankan fungsinya masing2. Produksi usaha sudah besar besaran padahal target pasar atau konsumen belum ada satupun yang mentanda tangani kontrak pembelian. Yang namanya biaya bertambah terus dan akhirnya tidak ada uang kas sama sekali. Ujung ujungnya hampir semua program usaha tidak sepenuhnya berjalan.
Pemilik modal tidak percaya lagi terhadap pengelola usaha untuk menambah modal dan akhirnya usaha itu bangkrut dengan sendirinya. Jika kemampuan dan mental SDM belum siap, buatlah program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan merubah mental. Peluang Usaha bagus namun tidak ditunjang SDM yang memadai tetap akan terjadi kegagalan.
6. Faktor external yang teribat.
Kalau pengelola adalah faktor internal, maka diluar itu ada orang atau lembaga atau perusahaan yang akan terlibat dengan usaha Anda.
Inventaris pihak-pihak yang akan terlibat langsungbdan tidak langsung dalam Anda memulai dan menjalankankanusaha. Hubungi mereka cari tahu apa yang mereka butuhkan dari Anda dan apa yang Anda butuhkan dari mereka, kalau perlu lakukan negosiasi untuk kemudahan dan penekanan biaya demi efisiensi usaha Anda.
Faktor external misalnya lembaga hukum atau notaris, pajak, izin usaha, pemilik lokasi usaha, pihak bank, pemilik modal, penambahan daya listrik (PLN), pihak keamanan, pengerah tenaga kerja, lembaga pelatihan. Cari lebih tahu lagi pihak2 external tersebut.
Semakin kenal baik dengan mereka semakin mudah dan jelas Anda berhubungan dan bernegosiasi. Yang terpenting adalah kemudahan dan penentuan biaya-biaya agar bisa sesuai dengan isi rencana dan program kerja usaha. Jangan sampai terjadi biaya tak terduga melampaui beratus-ratus persen dari anggaran.

7. Hitung kemampuan modal dan buat solusinya jika kurang.
Hitung besarnya modal dan biaya-biaya, pengeluaran yang dibutuhkan untuk memulai , mengoperasikan, memproduksi dan lainnya.
Kekurangan cermatan perhiungngan ini akan tersendat sendatnya jalan usaha Anda. Ketiadaan atau kekurangan modal sering dijadikan kambing hitam untuk tidak segera memulai usaha.
Harus diakui bahwa meskipun modal bukan satu-satunya faktor dominan dalam merintis usaha, ketiadaan modal memang bisa menjadi kendala. Agar ketiadaan atau kekurangan modal ini tidak berakibat fatal bagi (rencana) usaha Anda, sebaiknya pelajari sumber sumber pemodalan yang ada untuk bisa memperoleh modal usaha.
Lakukan indentifikasi sumber modal dengan cermat, kalau perlu lakukan negosiasi dengan baik, karena ini menyangkut biaya biaya dan kelengkapan dokumen yang harus Anda siapkan.
Beberapa contoh sumber dana seperti teman atau saudara, Ventura Capital, Pinjaman Bank atau bisa bergabung dengan usaha lain.
8. Dokumentasi dan membuat proposal usaha.
Hasil-hasil indentifikasi diatas harus didokumentasikan dengan baik, buat solusi atau rencaa program kerja jika ditemukan hal-hal yang harus diperbaiki atau dilaksanakan, rangkum semua data- data tersebut kedalam sebuah PROPOSAL USAHA. Maka jadilah suatu Rencana Usaha yang baik yaitu rencana yang benar-benar berdasarkan hasil identifikasi, hasil survey, hasil negosiasi, hasil wawancara yang berdasarkan visi misi dan tujuan usaha. Buat hasil perencanaan yang matang dll.